About me


Full-timeArtTeacher
JapaneseAddict
Rockaholic
PostmodernChristian
Home-madePhilosopher
MangaIllustrator
GraphicDesigner
Musician
Skeptic
Rn'BLoather
Sarcastic
NegativeThinking
Pessimistic
OverdosageMelancholic
DragonBallFreak
OnePieceLover
OutcastsCommunity
Procastinator
MathsHater
SupermanWannabe
Part-timeWriter
AlexRossAdmirer
SpencerBurkeFan
EmoPoser
LousyPoet


 

Friendster
krizmas[at]hotmail


MSN Messenger

kriz182[at]hotmail


Yahoo Messenger
ronalkrizmas

    

Wednesday, August 24, 2005

Cableless..

Koneksi cable gue dah putus! >.< Dua temen kos gue yang selama ini share koneksi cable bareng-bareng pindah ke tempat lain, jadi gue dengan terpaksa harus mutusin koneksi cablenya karena gak kuat kalo bayar sendiri. Gue berencana buat pake Matrix mulai minggu depan. Sebenernya males banget dari cable pindah ke Matrix, kayak abis naek mobil trus pindah naek bajaj, perbedaan speednya pasti bikin browsing jadi nyebelin. Cuma yah, demi memenuhi kebutuhan dasar manusia akan suatu interaksi sosial, yang semu sebenernya, so bajaj pun jadilah! Dan untuk sementara gue bakalan konek pake koneksi di sekolah dulu. Meskipun gue harus menahan diri untuk tidak membanting mouse yang macet dan berteriak kesel gara-gara koneksi yang super bego.

~

L4 (Love Lagi Love Lagi)

Banyak blog yang membicarakan soal Indonesia sehubungan dengan peringatan kemerdekaan Indonesia 17 Agustus kemarin. Sebagian blogger berbicara tentang kemuakan, kekesalan, dan keapatisannya terhadap bangsa ini namun cukup banyak juga yang membicarakan tentang harapan, kebaikan dan cintanya pada negeri ini.

Membaca tulisan-tulisan yang masuk pada kategori ke-2, membuat gue bertanya-tanya mengenai cinta. Yah, lagi-lagi cinta. But what can you say? There's no such thing as 'too much' if the conversation is about love.

Kalau gue pikir-pikir, cinta itu dapat dirasakan apabila ada perbandingan. Ada perubahan atau perbedaan pada sesuatu yang kita rasakan. Loe jatuh cinta pada seseorang karena ada perbedaan pada sesuatu yang loe rasakan dari orang itu dibandingkan dengan apa yang loe rasakan dengan orang lain. Loe merasa dia lebih baik atau lebih menarik atau lebih membuat loe nyaman atau apapun alasan 'lebih' lainnya, dibandingkan orang lain. Loe cinta orang tua loe karena loe merasa hidup loe akan berbeda tanpa mereka. Loe merasa perbedaan yang sangat jelas ketika loe bersama orang tua loe dibandingkan ketika loe bersama orang lain. Loe suka dengan film tertentu, lagu tertentu, makanan tertentu karena ada perbedaan perasaan yang loe rasakan dibandingkan terhadap film, lagu atau makanan lainnya. Sepertinya cinta hadir ketika ada perbedaan atas apa yang kita rasakan terhadap satu hal dibandingkan dengan apa yang kita rasakan terhadap hal lainnya. Dan sebaliknya kita tahu kita tidak lagi mencintai seseorang ketika perbedaan perasaan itu tidak lagi kita rasakan. Kita merasa kosong dan datar.

Benarkah begitu? Ataukah cinta itu sesuatu yang independen yang mungkin hadir tanpa pemicu apapun? Bagaimana dengan hal-hal yang tidak memiliki pemicu ataupun pembanding?

Gue belun pernah ke negara manapun di luar Indonesia. Sejak lahir hingga 25 tahun usia gue saat ini, belun pernah sekalipun gue menginjakkan kaki di luar garis batas 6 derajat LU - 11 derajat LS, 95 derajat BT - 141 derajat BT. Lalu bagaimana gue bisa mengatakan kalau gue cinta Indonesia? Apakah pernyataan bahwa gue cinta Indonesia valid adanya? Berbeda dengan orang-orang yang tinggal atau minimal pernah berada di negeri lain selain Indonesia, gue sama sekali gak bisa bilang bahwa Indonesia lebih menarik dari Singapore. Gue gak bisa bilang bahwa Indonesia lebih baik daripada Amerika. Gue gak bisa bilang bahwa Indonesia lebih nyaman daripada Australia. Karena gue sama sekali belun pernah ke sana dan mengalami sendiri perbedaan perasaan itu.

Seorang guru yang berasal dari Singapore di tempat gue bekerja bercerita bahwa dia mencintai Indonesia. Dia bahkan menyatakan "I wish I'm an Indonesian". Dia bisa menyebutkan segala macam hal yang membuatnya merasa demikian. Dia merasa lebih rileks di Indonesia. Dia menikmati suasana Indonesia. Dia menyukai makanan Indonesia. Dia mencintai Indonesia lebih daripada dia menyukai negara asalnya. Dia merasakan perbedaan perasaan itu.

Di satu sisi, hal itu membuat gue bangga akan negeri ini namun di sisi lain hal itu membuat gue bertanya-tanya lagi (gue memang orang yang mencintai pertanyaan, karena ada perbedaan perasaan ketika gue bertanya dibandingkan ketika gue tidak bertanya). Apakah pernyataan bahwa gue cinta Indonesia adalah sama seperti ucapan seorang yang sok tau yang bilang kalau apel itu adalah buah paling enak padahal gue belun pernah mencicipi buah-buahan yang lain? Akankah perasaan ini berubah ketika gue melihat kerennya Tokyo, nyamannya Paris, dan kebebasan berekspresinya Amerika? Sama seperti seseorang yang selingkuh dari pasangan yang sebelumnya dicintainya karena bertemu orang lain yang lebih baik dan membuatnya merasakan perbedaan perasaan yang sangat signifikan?

Apakah pernyataan bahwa gue cinta Indonesia adalah semata-mata penghiburan diri belaka atas ketidakmampuan gue untuk menikmati apa yang ada di luar sana? Apakah ini seperti sebuah situasi di mana loe stuck pada satu hal tanpa punya pilihan apa-apa kecuali memutuskan untuk mencintai hal itu atau hidup dalam keluhan? Seperti misalnya apabila loe stuck dengan sebuah pekerjaan yang loe gak gitu suka tapi loe gak punya pilihan lain, so loe memutuskan untuk mencintai pekerjaan loe daripada harus mengeluh terus setiap hari. Atau seperti saat loe memutuskan untuk mencintai seseorang tertentu karena loe merasa gak punya pilihan lain tapi loe gak mao berakhir kesepian di penghujung hidup loe.

Gue ngerti bahwa menghibur diri dan memutuskan untuk mencintai memang lebih baik daripada tenggelam dalam keluhan dan kekecewaan, namun apakah itu berarti bahwa cinta gue kurang tulus dibanding orang-orang yang mempunyai pilihan-pilihan lain dan memutuskan hal tersebut di tengah-tengah kebebasannya memilih? Apakah itu berarti cinta itu adalah sesuatu yang dapat dikondisikan? Is it good or is it bad? Gue juga gak tau, bahkan gue gak tau sama sekali jawaban dari semua pertanyaan yang gue tulis dari tadi. Ini emang cuma pemikiran gak jelas yang gue dapet waktu lagi makan siang kemaren ini. Namun terlepas dari semua permasalahan ini, gue tau apa yang gue rasakan saat ini. Gue cinta Indonesia.

Mungkin cinta itu memang buta. Mungkin..


  All design and piggies clay art done by Ronal Krizmas2005